MALIN KUNDANG
    Di Desa Sukamiskin hiduplah seorang ibu yang sering dipanggil Emak dan seorang anak yang bernama  Malin Kundang. Mereka bekerja sebagai petani di ladang. Suatu sore, Si Malin dan Emak hendak pulang dari ladang menuju rumah mereka. Ditengah perjalanan .... apa yang terjadi ya teman-teman ? yuk, kita langsung lihat ....
Emak  : “ Malin anakku, ayo kita pulang Nak, hari sudah sore ! ”.
Malin  : “ Ya Mak, tunggu topi ku ketinggalan ni ” ( malin berlari-lari ke arah yang berbeda mengambil topi & memakainya lalu berjalan bersama Si Emak )
Emak  : “ wah... mobil itu bagus sekali, pasti mahal harganya! “ ( berhenti berjalan, menunjuk ke arah mobil dengan ekspresi terkagum-kagum )
Malin : “ iya mak, pasti mahal sekali. Kapan ya aku bisa punya mobil seperti itu ?” ( terdiam sejenak lalu menepis 1 tangan di depan wajah ( ekspresi kecewa ) menghela nafas panjang & geleng-geleng  kepala lalu berjalan menggandeng si Emak.)
    Saat malam tiba, si malin masih merenung memikirkan peristiwa sore tadi. Ia pun berbicara pada ibunnya... ( keduanya duduk, Emak sedang menjahit sesuatu )
Malin : “ Emak, aku bosan dan tidak mau hidupku miskin terus. Aku ingin mengadu nasib ke Batavia. Siapa tahu aku beruntung bisa menjadi orang kaya. Lalu aku bisa beli mobil mewah seperti yang kita lihat tadi sore. Mak ijinkan aku ke Batavia yah ? “
Emak : “ pergilah nak, jika itu membuatmu bahagia. Emak merestui dan mengijinkanmu nak. Hati-hati di kota besar yah nak. Semoga kamu berhasil di Batavia. “
Malin : “ terimakasih banyak Mak”
    Keesokan harinya, Malin sedang mempersiapkan dirinya untuk pergi ke Batavia. Ia pergi ke Batavia naik kapal laut. Saat kapal laut tiba di pelabuhan, Malin turun dari kapal. Pada saat it Malin melihat seorang pencuri sedang  beraksi.
Pencuri : “ berikan tasmu padaku! Cepat! “
Putri     : “ ga mau, enak aja!!! Emang loe pikir loe siapa ?!!”
Pencuri : “ beggo loe! Ya gue pencurulah! Pake tanya segala lagi! Kasih tas loe, atu loe gue tusuk sama garpu ini! Mau loe ?!! “
Putri : “ kaga bang, i..iiiiye...iye.”( ekspresi Putri ketakutan karena melihat garpu si pencuri )
    Akhirnya putri pun menyerahkan tasnya secara paksa. Setelah Si Pencuri mendapatkan tas itu, ia pun langsung melarikan diri. Sang Putri pun  berteriak.
Putri : “ tolong.... tolong , tas saya dicuri. Tolong saya “
    Malin yang baru saja tiba di Pelabuhan Kapal  mendengar  teriakan itu. Ia pun langsung tersentak kaget dan langsung mengejar si pencuri.
Malin : “Hei kau copet !!! jangan lari kau !!!” ( kejar-kejaran dengan pencuri )
Malin : “Woi copet edan, beraninya sama  cewe aja loe!! Dasar banci loe!! Kembaliin tasnya!!”
Pencuri : ”Loe pikir gue takut apa sama loe! Ngapain loe ikut campur urusan gue hah ?!!!”
Malin : “ eh..eh ..udah salah banyak cocot lagi loe!” ( pura-pura berantem sama si pencuri, dan akhirnya si pencuri kalah)
Pencuri : “ ampun... ampun bang, udeh jangan mukulin gue lagi “
Malin : “ mana tansya ?”
Pencuri : “ ini bang, tasnye .”
Malin : “ apakah ini tas anda?” ( sambil berjalan ke Putri )
Putri : “ ya benar, terimakasih. Maaf, siapa namamu ?”
Malin : “ namaku Malin, namamu ?”
Putri : “ aku Putri... dari mana asalmu ?”
Malin : “ aku dari Desa Sukamiskin”
Putri : “ Looh, kamu jauh-jauh kesini untuk apa ?”
Malin : “ ingin mencari pekerjaan di sini .“
Putri : “ ooh, kalau gitu kerumah ku saja. Akan ku oerkenalkan dengan ayahku”
Malin : “ baiklah “
Putri : “ ayah ...”
Ayah : “ eh Putri sudah pulang, tunggu dulu, Putri siapa orang ini? Kenapa kau membawa orang asing ke rumah ?”
Putri : “ kenalkan ayah ini Malin, dia yang menolongku dari pencopet di pelabuhan tadi “
Ayah : “ ooh begitu, terimakasih ya Malin. “
Malin : “ sama-sama pak . “
    Kemudian, untuk menghargai Malin, malin di pekerjakaan senagai penjaga Si Putri. Setelah bebrapa lama ia bekerja, malin jadi semakin dekat dengan putri, akhirnya mereka jatuh cinta dan memutuskan untuk menikah.
Malin : “ aku sangay senang dan ingin bisa menikah denganmu. Putri, kau adalah jantung hatiku. Bersediakah kau menikah denganku ?” ( sambil bersipu lutut dan mengeluarkan bunga )
Putri : “ sebenarnya, aku juga sangat ingin menikah denganmu.” ( sambil mengambil bunga )
Setelah hidup berbahagia di kota, Malin lupa dengan ibunya. Suatu hari, ia ditugaskan  untuk mengurus beberapa bisnis di kota kelahirannya. Ia pun pergi bersama istrinya.
Malin : “ istriku ayo kita turun. Kita sudah sampai “
Putri : “ baiklah “
Tetangga : “ Emak, liahtlah itu Malin “
Emak : “ Haduh bu, jangan cepat-cepat. Apa yang baru saja kau katakan ?”
Tetangga : “ itu loh Mak, Si Malin sekarang ia sudah kaya !”
Emak : “ Malin anakku, akhirnya kau pulang juga nak. Emak sangat merindukanmu. Sekarang kau sangat gagah dan tampan nak”
Putri : “ siapa dia Malin? Apakah di ibumu ?”
Malin : “ hey kau nenek tua! Jangan sembarangan ngomong dong !! ibuku sudah lama meninggal ! aku tidak punya ibu yang jelek dan miskin sepertimu !”
( malin bersama putri pergi ke luar panggung )
Emak : “ ya tuhan, apa salah hambamu ini ? sampai-sampai anakku menghina dan mengusir ibunya sendiri ibunya sendiri. Hambamu yang tidak mampu mengutarakannya, oleh karena itu berikanlah ia timbalan yang pantas!!”
Saat Malin dan istrinya dalam perjalanan pulang, tiba-tiba .... DOOOUUUURRRRRRR.... petir yang sangat dahsyat mengombang ambing laut. Istri Malin pun meninggal tenggelam di laut dan Malinpun berubah menjadi batu.
Putri : “ ada apa ini suamiku ?!”
Malin : “ aku pun tidak tahu, kenapa tiba-tiba seperti ini!”
Putri : “ Malin.. Ahhhhhh !!”
Malin : “ Istriku ....!!! ibu, maafkan aku bu ...”



  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar